edit

Mimpi Kuliah di Luar Negeri

Akhirnya salah satu cita-cita saya bisa terlaksana juga. Bisa menempuh pendidikan di luar negeri. Mungkin sekarang hal ini sudah biasa saja, tapi jujur saja, bagi saya ini adalah sesuatu yang istimewa. Di kampus saya sebelumnya, saya hanyalah mahasiswa biasa, tidak lulus dengan IPK cumlaude, tidak pernah mengikuti olimpiade sains, tidak pernah mengikuti lomba karya tulis, menjadi asisen dosen, atau hal lain yang bisa dibanggakan.

Kala itu saya hanya mahasiswa yang datang tepat waktu, ya, tepat waktu dalam artian benar-benar “pas”, bahkan kadang terlambat, eh sering deh. Di kelas pun saya sering tertidur. Sehingga ketika teman-teman saya mendapat kabar bahwa saya mendapat beasiswa untuk lanjut kuliah di luar negeri, tidak sedikit dari  mereka yang tidak percaya.
Read More....
edit

Ulang Tahun ke-23 di 2 Benua dan 3 Negara

Ulangtahun saya kali ini adalah ulangtahun yang istimewa. Tepat pada tanggal 26 Oktober tahun ini saya tiba di Kota Tyumen’, Russia. Bukan tanpa tujuan, saya pindah dan tinggal di kota ini untuk melanjutkan pendidikan saya. Tahun ini saya sangat beruntung karena mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Federasi Rusia untuk melanjutkan kuliah S2. Namun, sebelum saya bisa melanjutkan kuliah program master, saya perlu mengikuti kuliah persiapan Bahasa Rusia atau dikenal juga dengan istilah Podfak.

Saya setuju dengan sebuah pepatah yang mengatakan bahwa “kebahagiaan datangnya satu paket dengan kesedihan”. Sehari sebelum saya tiba disini saya harus berpisah dengan orangtua, saudara, dan teman-teman saya, entah kapan akan bertemu lagi, tidak ada yang tahu.
Read More....
edit

Beasiswa Pemerintah Federasi Rusia

Beasiswa ini adalah sebuah program beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Federasi Rusia kepada mahasiswa dari berbagai Negara di belahan dunia, termasuk Indonesia. Tahun 2016 ini Indonesia mengirimkan sekitar 140 mahasiswanya untuk melanjutkan pendidikan di Negeri Beruang Merah, dan ini adalah jumlah terbanyak jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Beasiswa ini mencakup program S1, S2, S3, dan Spesialisasi.

Ada banyak “jalur” yang bisa diambil oleh mahasiswa yang ingin mendapatkan beasiswa pendidikan di Rusia. Calon mahasiswa bisa mendaftar melalui Pusat Kebudayaan Rusia (PKR), Pusat Orietasi Rusia Indonesia (PORIN), Pemerintah Provinsi setempat (seperti Kalimantan Timur, Bali, Irian Jaya), atau pun daftar mandiri langsung ke kampus tujuan.

Read More....
edit

Russian Handwriting alias Tulisan Tangan Kiril Bahasa Rusia

Jangan dulu senang jika kamu sudah mulai bisa membaca Aksara Kiril di artikel sebelumnya.... karena sebenarnya Orang Rusia lebih senang menulis dengan cursive atau tulisan sambung. Tulisan cetak ini biasanya hanya ditemukan pada media-media seperti tv, koran, dll. Sebenarnya dalam keseharian mereka, Orang Rusia lebih senang menggunakan tulisan sambung karena dinilai lebih efektif dan praktis. Jadi bagi kalian yang hendak melanjutkan pendidikan di Rusia, menulis dan membaca Russian Cursive adalah sebuah kewajiban. Tapi tentu saja untuk mempelajarinya, kita butuh perjuangan ekstra, ya, ditambah kesabaran dan ketelitian ekstra juga, karena beberapa huruf akan terlihat sama saat ditulis dalam tulisan sambung. Nah lho! Contohnya seperti ini:

Read More....
edit

Tata Cara dan Aturan Membaca Aksara Kiril

Setiap bahasa pasti memiliki tata cara dan aturan masing-masing. Satu sisi hal ini memang menjadi sesuatu yang bisa membuat pelajar bahasa tersebut kebingungan, tapi jika kita lihat lebih jauh hal ini justru menjadi satu keindahan tersendiri yang menggambarkan karakter bahasa tersebut. Dan berikut adalah tata cara dan aturan dalam Aksara Kiril Bahasa Rusia:


Read More....
edit

Mengenal Aksara Kiril Rusia


Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Negara Rusia menggunakan Aksara Cyrillic atau Kiril untuk menulis. Aksara Kiril ini adalah pengembangan dari sistem aksara yang berasal dari pengembangan Aksara Glagolitik yang diciptakan oleh St. Cyril dan Methodius pada abad ke-9. Sebenarnya bukan hanya Rusia saja, tetapi masih ada lima negara lain yang menggunakan Aksara Kiril dalam berbahasa, diantaranya adalah: Belarusia, Bulgaria, Makedonia, Serbia dan Ukraina. Walaupun dari keenam negara tersebut masing-masing memiliki perbedaan, setidaknya kita bisa lebih aman untuk tinggal atau pergi ke negara-negara tersebut jika kita bisa menguasai Aksara Kiril. Selain itu juga ada beberapa negara yang menggunakan Aksara Kiril, walaupun bukan aksara resmi di negara tersebut, misalnya Mongolia, Kirgiztan, Tajikisan, dll.

Read More....
edit

Kematian Gajah Yani Salah Siapa?


Okay, mari kita biasakan membaca, jangan jadi orang yang baru baca langsung koar-koar seolah tau segalanya. Soalnya saya kasian sih sama orang-orang yang gampang terprovokasi, bisa internetan tapi malah bikin bego. Baru baca judu artikel, belum isinya, eh udah di share. Mohon ralat juga apabila ada kesalahan ya.

Lihat deh, setelah kasus Gajah Yani yang mati di Kebun Binatang Bandung ini langsung banyak yang koar-koar "Tutup aja Kebun Binatang Bandung! bla bla bla". Saya pengen nanya deh ke mereka, kalau ini bonbin ditutup satwa-satwanya mau dipindah kemana? Paling mereka cuma jawab "hmm ya gatau itu bukan urusan kita". Yaelah.
Read More....
edit

Menjadi Relawan Orangutan di Kalimantan (bagian2)

Desa Merasa ini terletak di KM 37 Kabupaten Berau, dan melanjutkan perjalanan sekitar 14 KM lagi. Untuk menuju ke desa itu membutuhkan waktu sekitar 20 menit dari Pusat Rehabilitasi Orangutan COP. Pengambilan foto dan video ini dimaksudkan untuk membuat sebuah film documenter yang akan ditayangkan di acara Meja Panjang. Acara Meja Panjang ini merupakan acara adat rutin yang dilakukan oleh Suku Dayak di Desa Merasa dalam menyambut Hari Natal dan Tahun Baru.

Pada awal Desember 2015 COP mendapat laporan ada orangutan baru yang keluar dari hutan dan dibawa ke BKSDA Tenggarong. COP diminta untuk membantu merescue orangutan tersebut. Saya dan Indira bersama Satria, Fenicia, dan Dokter Imam melakukan perjalanan ke Tenggarong. Seperti sebelumnya, perjalanan dilakukan melalui jalur darat. Sesampainya di Tenggarong, kami berlima membagi tugas. Satria, Fenicia, dan Dokter Imam bertugas untuk membawa orangutan dari Tenggarong, sementara saya dan Indira bertugas ke Muara Kaman untuk melakukan survei awal melihat kondisi Cagar Alam Muara Kaman yang akan dijadikan tempat pelepasliaran orangutan yang ada di Pusat Rehabilitasi Orangutan COP di Hutan Labanan.

Read More....
edit

Menjadi Relawan Orangutan di Kalimantan (bagian 1)

Hari itu langit cukup gelap. Keterlambatan pesawat membuat ruang tunggu bandara pengap. Kala itu Pulau Kalimantan masih bertarung melawan kabut asap. Apapun yang terjadi kami harus siap.

Nama saya Didan, pada tanggal 26 September 2015 saya memulai petualangan saya ke Pulau Kalimantan. Saya tidak sendirian, saya ditemani partner saya, Indira. Tujuan kami ke Kalimantan bukanlah hanya untuk liburan, lebih dari itu, kami hendak menjadi relawan dan melakukan penelitian di sebuah tempat rehabilitasi orangutan di Hutan Labanan.

Penerbangan dimulai dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta menuju ke Bandara Syamsudin Noor di Banjarmasin. Pesawat yang kami tumpangi terlambat hampir dua jam, tapi itu tidak membuat semangat kami padam. Butuh waktu sekitar dua jam di atas awan sampai akhirnya kami mendarat di Pulau Kalimantan. Setelah sampai di Bandara Syamsudin Noor, kami melanjutkan perjalanan menuju taman kota Banjarbaru menggunakan taksi.

Read More....
edit

Strata Kerbau di Toraja

Strata sosial dalam masyarakat Toraja memang dibedakan antara kaum bangsawan dan budak. Tapi ternyata strata sosial itu tidak hanya berlaku pada manusaia. Suku Toraja pun membuat strata sosial bagi kerbau. Ya, kerbau bagi masyarakat Toraja memang termasuk hewan sacral dan disucikan. Dalam memandang kerbau, masyarakat Toraja memiliki persepsinya masing-masing. Selain memiliki strata dalam status sosial, masyarakat Toraja pun memiliki strata tersendiri dalam memandang kerbau, adapun strata itu yakni:

Read More....
edit

Upacara Adat di Toraja

      Secara garis besar masyarakat Tana Toraja melakukan dua macam upacara adat, yaitu Upacara Rambu Solo dan Upacara Rambu Tuka’. Masig-masing upacara memiliki tujuan dan aturan yang berbeda. Seperti Upacara Rambu Solo diperuntukkan bagi acara kematian sedangkan Upacara Rambu Tuka’ diperuntukkan bagi acara kelahiran. Setiap upacara pun memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, namun pada intinya masyarakat disana tetap menggunakan kerbau sebagai instrument utama dalam setiap upacara. Kerbau ini digunakan sebagai persembahan yang akan disembelih dan kemudian dagingnya dikonsumsi oleh masyarakat disana dan tanduknya dipajang di rumah mereka sebagai bukti bahwa mereka sudah melakukan kegiatan upaca yang secara otomatis meningkatkan status sosial mereka di masyarakat. Kelompok masyarakat yang termasuk kelas atas dan memiliki peran serta status sosial tinggi di masyarakat Toraja akan mengadakan upacara yang lebih mewah dengan nilai jual kerbau yang tinggi.

1. Rambu Solo
            Rambu Solo adalah suatu prosesi pemakaman masyarakat Tana Toraja, yang tidak seperti pemakaman pada umumnya. Melalui upacara Rambu Solo inilah terlihat bahwa masyarakat Tana Toraja sangat menghormati leluhurnya. Prosesi upacara pemakaman ini  terdiri dari beberapa susunan acara. Dimana dalam setiap acara tersebut terlihat nilai-nilai kebudayaan yang sampai sekarang masih dipertahankan oleh masyarakat Tana Toraja.
            Secara garis besar upacara pemakaman terbagi kedalam 2 prosesi, yaitu Prosesi Pemakaman (Rante) dan Pertunjukan Kesenian. Prosesi-prosesi tersebut tidak dilangsungkan secara terpisah, namun saling melengkapi dalam keseluruhan upacara pemakaman.
            Prosesi Pemakaman atau Rante tersusun dari acara-acara yang berurutan. Prosesi Pemakaman (Rante) ini diadakan di lapangan yang terletak di tengah kompleks Rumah Adat Tongkonan. Acara-acara tersebut antara lain :
  • Ma’Tudan Mebalun, yaitu proses pembungkusan jasad
  • Ma’Roto, yaitu proses menghias peti jenazah dengan menggunakan benang emas dan benang perak.
  • Ma’Popengkalo Alang, yaitu proses perarakan jasad yang telah dibungkus ke sebuah lumbung untuk disemayamkan.
  • Ma’Palao atau Ma’Pasonglo, yaitu proses perarakan jasad dari area Rumah Tongkonan ke kompleks pemakaman yang disebut Lakkian.
Read More....
edit

Pasar Terapung Banjarmasin Yang Kian Prihatin

Pasar Terapung Kuin merupakan salah satu destinasi terkenal yang berada di Desa Alalak, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pasar Terapung ini memiliki ciri khas dimana penjual menjajakan dagangannya di atas perahu. Transaksi jual beli juga berlangsung di atas perahu. Pasar Terapung berada di sepanjang tepi Desa Alalak yang dilalui oleh Sungai Martapura. Pengunjung dapat membeli dengan cara menyewa perahu klotok ataupun memanggil penjual untuk mendekatkan perahunya dari tepi sungai. Pasar Terapung Kuin berlangsung setiap hari setelah Subuh hingga pukul 07.00 WITA namun kawasan ini jauh lebih ramai pada akhir pekan.


Read More....
edit

Makam Tebing di Kalimantan

Mungkin kita sudah tidak asing dengan cerita mengenai pemakaman Suku Toraja, Sulawesi. Jenazah dari sanak famili mereka tidak mereka kuburkan, melainkan mereka simpan diatas tebing. Ternyata tradisi seperti ini pun ditemukan di Kalimantan.

Berlokasikan di Desa Merasa, Berau, kalimantan Timur. Desa ini merupakan salah satu pemukiman dari Suku Dayak. Di desa ini ada sebuah sungai bernama Sungai Kelay, dimana di tepi-tepi sungai ini terdapat beberapa tempat bersejarah.

Ada beberapa tebing di tepi sungai tersebut yang memiliki gua, dimana di dalam gua tersebut terdapat berbagai peninggalan orang-orang terdahulu mereka. Ada banyak peti mati yang terbuat dari kayu di gua tersebut. Beberapa peti mati dilengkapi ukiran yang berbentukj menyerupai monyet sedang bergelantungan. Di gua ini pun terdapat beberapa peninggalan lain seperti tombak, dayung, dan peralatan lain.

Sayangnya sudah banyak peninggalan yang hilang akibat ulah-ulah manusia tak bertanggung jawab. Ditambah lagi hanya ada sedikit orang yang mengetahui mengenai asal usul makam ini. Pak Andreas, salah satu tetua di Desa Merasa, berkata "saya tidak banyak mengetahui mengenbai sejarah makam itu, yang saya tahu orang-orang yang dimakamkan diatas gua tersebut adalah mereka yang mati pada saat musim panen, karena jenazah mereka tidak boleh dikuburkan dalam tanah".









edit

Selamat Bertemu Ibu, Orangutan Jabrick!

Hari itu adalah hari ke-27 aku berada di Pulau Kalimantan. Setelah menempuh kurang lebih 30 jam perjalanan, akhirnya tibalah aku di Hutan Labanan. Perjalanan ini memang terbilang sangat lama dan melelahkan, karena memang kami melalui jalur daratan. Apalagi sebelumnya aku mengikuti Tim COP yang me-rescue dua ekor orangutan, Septy dan Njoto, yang ditampung di BKSDA akibat keluar dari hutan.  Indahnya pemandangan selama perjalanan membuat rasa lelahku hilang perlahan, dan yang terpenting, hari ini aku sudah menginjakkan kaki di Hutan Labanan. Yeay! Menyenangkan!

Pagiku ini diawali dengan sarapan dan perkenalan. Aku memperkenalkan diriku sebagai Didan, seorang relawan yang numpang hidup disini untuk beberapa bulan kedepan. Selain ikut membantu kegiatan Sekolah Hutan, belajar tentang orangutan, juga akan melakukan sebuah penelitian. Semoga semua yang ada disini bisa berkenan.

Selesai perkenalan, kami pun lanjut sarapan. Tak terasa jarum pendek di jam sudah hampir menunjuk angka sembilan. Ini sudah waktunya memberi makan para hewan. Aku mengikuti para animal keeper menyusuri jalan, sambil membawa buah-buahan untuk pakan. Butuh waktu sekitar lima menit untuk berjalan dari mess ke perkandangan. Tentu saja jalan tanah dan bebatuan.

Ada dua blok kandang orangutan yang ada di Pusat Rehabilitasi Orangutan milik COP. Blok Kandang 1 yang terdiri dari 5 orangutan yang sudah dewasa dan berukuran besar, serta Blok Kandang 2 yang ditempati 10 orangutan yang berukuran sedang dan kecil. Saat itu aku ikut membantu membersihkan kandang dan memberi makan orangutan yang ada di Kandang 1.

Ternyata di kandang, ada satu orangutan yang membuat aku tertarik. Kurasa dia unik, wajahnya cantik, walau badannya tidak lebih besar dari seekor itik. Namanya Jabrick.

Jabrick ini ukurannya paling kecil diantara semua orangutan di Hutan Labanan. Kukira usianya baru satu atau dua tahunan. Awalnya pun kukira dia jantan, ternyata dia perempuan. Tingkah lakunya menggemaskan. Sepertinya dia orangutan yang menyenangkan. Hari itu kami bersalaman, berkenalan, dan sudah kuanggap Jabrick sebagai teman. Semoga Jabrick pun bisa menerimaku sebagai kawan.

Read More....