edit

Ulang Tahun ke-23 di 2 Benua dan 3 Negara

Ulangtahun saya kali ini adalah ulangtahun yang istimewa. Tepat pada tanggal 26 Oktober tahun ini saya tiba di Kota Tyumen’, Russia. Bukan tanpa tujuan, saya pindah dan tinggal di kota ini untuk melanjutkan pendidikan saya. Tahun ini saya sangat beruntung karena mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Federasi Rusia untuk melanjutkan kuliah S2. Namun, sebelum saya bisa melanjutkan kuliah program master, saya perlu mengikuti kuliah persiapan Bahasa Rusia atau dikenal juga dengan istilah Podfak.

Saya setuju dengan sebuah pepatah yang mengatakan bahwa “kebahagiaan datangnya satu paket dengan kesedihan”. Sehari sebelum saya tiba disini saya harus berpisah dengan orangtua, saudara, dan teman-teman saya, entah kapan akan bertemu lagi, tidak ada yang tahu.


Perjalanan ke Kota Tyumen ini cukup jauh dan lama. Pertama, saya berangkat dari rumah di Bandung menuju Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng bersama keluarga. Kami berangkat pukul 08.00 WIB dan berhubung jalanan lancar, pukul 12.00 WIB kami sudah sampai di bandara. Ternyata saya adalah yang pertama datang dari anggota rombongan beasiswa yang lain. Wajar, karena memang penerbangan akan dilakukan pada pukul 17.30 WIB. Sambil menunggu anggota rombongan yang lain, kami makan dulu juga foto-foto bersama anggota rombongan yang lain.

Saat itu semuanya masih dipenuhi oleh canda tawa, sampai akhirnya pada pukul 15.00 WIB kita masuk dan pindah ke Boarding Room. Tentu saja anggota keluarga tidak bisa ikut mengantar kesana, suasana pun berubah menjadi mengharukan.

Sebelum masuk ke Boarding Room tentu saja kami melakukan pemeriksaan barang dulu dan penimbangan barang yang akan disimpan di bagasi pesawat. Pemeriksaan saya berjalan lancar, walaupun barang saya sedikit melebihi kapasitas yang diberikan, batas untuk bagasi adalah 23 kg dan kabin adalah 7 kg. Namun sayangnya beberapa kawan saya harus menunggu lama karena perlu menambah biaya tambahan untuk kelebihan berat barang. Harganya lumayan, satu orang perlu menambah lebih dari Rp 500.000.

Setelah pemeriksaan, kami pun akhirnya sampai di boarding room. Setelah menunggu sekitar satu jam, akhirnya kami pun dipersilahkan untuk mengantri dan memasuki pesawat. Pesawat yang saya naiki saat ini berbeda jauh dengan pesawat yang biasa saya tumpangi. Untuk pertama kalinya saya menaiki maskapai Etihad Airways, biasanya saya hanya naik pesawat sekelas Lion Air atau Air Asia.
Tentu saja fasilitas yang diberikan berbeda jauh. Kita bisa menonton film, mendengarkan lagu, bermain game, membaca artikel, dll. Perjalanan selama 8 jam menuju Abu Dhabi pun tidak begitu terasa. Perjalanan ke Abu Dhabi ini belum seberapa, kita masih harus transit dulu selama 5 jam sebelum melanjutkan perjalanan ke Moskow.

Selama transit di Abu Dhabi, saya dan teman-teman tidak banyak melakukan aktifitas. Kami hanya istirahat dan mencoba tidur. Kami tiba pukul 10 malam waktu setempat dan akan terbang lagi pukul 3 dini hari.

Akhirnya waktu menunjukan pukul 3 dini hari, walau pun masih mengantuk, tapi perjalanan tetap dilanjutkan. Kami melakukan pemeriksaan tiket dan kembali naik shuttle bus menuju pesawat selanjutnya. Ternyata pesawat selanjutnya lebih kecil dan tidak semewah pesawat sebelumnya. Tapi ini tidak masalah, yang penting saya tetap senang.

Penerbangan ke Moscow dari Abu Dhabi memakan waktu sekitar 5 jam. Sehingga kami sampai di Moscow pada jam 8 pagi waktu Moscow. Ternyata benar saja apa kata orang-orang, di Bandara Demodedovo ini petugasnya benar-benar jutek, ditambah lagi mereka hanya mau berbicara dalam Bahasa Rusia. Sebelum mengambil koper di bagasi, kami terlebih dahulu melakukan pemeriksaan identitas dan passport. Semua berjalan lancar, kecuali satu orang teman saya yang perlu menunggu sekitar satu jam sapai akhirnya diperbolehkan melewati kantor imigrasi.

Bersyukur, karena ternyata di bandara ini kami sudah dijemput oleh kakak-kakak kami dari PERMIRA atau Perhimpunan Mahasiswa Indonesia – Rusia. Saya dan tiga orang kawan saya yang juga kuliah di Tyumen dijemput oleh Mas Adi, yang ternyata adalah seorang penulis buku. Seelah berfoto-foto sebentar, kami langsung melanjutkan perjalanan ke Bandara Sheremetova Moscow. Cukup jauh ternyata, sekitar satu jam menggunakan taksi.

Sangat beruntung bahwa kami dijemput oleh Mas Adi, karena dari kami sama sekali belum ada yang pernah ke Rusia apalagi bisa berbahasa Rusia. Di Rusia ini sangat susah untuk menemukan orang yang bisa berbahasa Inggris di tepat-tempat umum. Sehingga mulai dari negosiasi taksi, pemesanan makanan, dll, kami sangat terbantu dengan adanya Mas Adi.
Jadwal Penerbangan ke Tyumen pun akan segera tiba. Kami berpisah dengan Mas Adi. Waktu penerbangan ke Tyumen adalah sekitar 3 jam, namun karena ada perbedaan waktu selama 2 jam dengan Moscow, jadi kami tiba di Tyumen sekitar jam 7 malam waktu Tyumen. Sebenarnya bisa saja ke Tyumen menggunakan kereta dari Moscow, tapi membutuhkan waktu sekitar 18 jam. Sayang kami  bukan sedang berlibur.

Awalnya kami sempat bingung bagaimana nantinya kita di Bandara Roshino Tyumen ini. Pihak kampus memang pernah bilang akan ada yang menjemput, tapi tidak diberitahu siapa dan bagaimananya. Kami pun hanya pasrah. Eh ternyata, setelah kita keluar dari Bandara itu, ada 2 orang yang menggunakan atribut Tyumen State University dan ternyata itu memang mahasiswa dan mahasiswi dati Tyumen yang dijadikan mentor bagi kami. Mereka adalah Alex dan Alisha.

Lucunya, mereka pun ternyata tidak begitu lancar dalam Bahasa Inggris. Sehingga dalam berkomunikasi kita menggunakan Google Translate sebagai perantara. Perjalanan ke kampus ternyata cukup jauh dari Bandara, dan ternyata Tyumen pun temperaturnya lebih dingin dibandingkan Moscow.

Kami pun tiba di tujuan, kami langsung diantar ke Asrama tempat tinggal kami selama kuliah di Tyumen. Dan tebak, taka da satu orang pun petugas asrama yang berbahasa Inggris. Kami diberikan kunci kamar dan beberapa perlengkapan tidur seperti bantal dan seprei lalu langsung menuju kamar kami. Kami berempat tinggal di satu Dormitori yang sama hanya saja berbeda ruangan.
Setelah beristirahat sejenak di tempat tinggal baru kami, kami langsung kembali turun dan berjalan-jalan disekitar dorm untuk mencari makan. Saat mengisi biodata itu pun akhirnya mereka menyadari bahwa hari ini bertepatan dengan tanggal lahir saya. Mereka pun mengucapkan selamat. Ternyata sebenarnya mereka adalah orang-orang yang ramah, hanya karena keterbatasan bahasa saja, jadi terlihat jutek dan sombong







Bersyukur memang, karena di ulang tahun saya yang ke-23 ini secara kebetulan saya pun mengunjungi berbagai kota di 2 benua dan 3 negara. Dan menurut saya peluang terjadinya hal ini pun mungkin hanya nol koma sekian juta persen saja. Semoga hal ini bisa menjadi pertanda baik bagi saya dalam melanjutkan sisa usia. Hahahahahaha.

No comments

Post a Comment