Ada sebuah kesempatan berharga yang tidak akan saya lewatkan
saat saya sedang berada di Toraja. Kawan saya yang merupakan orang asli Tana
Toraja memberitahu saya bahwa besok di dekat kampungnya akan diadakan Rambu
Solo atau Upacara Kematian. Tanpa sedikit pun ragu saya langsung mau untuk ikut
pergi ke kampungnya yang memerlukan waktu dua jam dari kosan saya di Toraja.
Saya pun langsung di antar oleh kawan saya ke tempat dilaksanakannya Rambu Solo
ini.
Disatu sisi saya turut berduka cita atas kematian anggota
keluarganya yang meninggal di daerah lautan di Irian Jaya. Di sisi lain saya
juga merasa bangga, karena bisa ikut dalam acara ini. Kebetulan, karena saya
juga sedang melakukan penelitian mengenai Faktor Sosial dan Budaya Suku Toraja
yang mempengaruhi nilai jual kerbau.
Acara Rambu Solo yang dilaksanakan oleh keluarga almarhum
ini berlangsung selama dua hari. Hari pertama pada tanggal 16 Maret 2015 ada
acara doa bersama, dan tanggal 17 Maret 2015 ada acara pemotongan kerbau dan
pengantaran mayat ke Pattani (makam). Saya hanya ikut acara di hari ke 2.
Tempat berlangsungnya acara Rambu Solo ini adalah di Desa
Ballah, Kecamatan Bittuang, Kabupaten Tana Toraja. Dari rumah kawanku tadi
perlu naik motor dan jalan kaki lagi sekitar 30 menit. Di tempat berlangsungnya
acara ini orang-orang yang merupakan tetangga dan sanak saudara keluarga sudah
memenuhi tempat (semacam saung) yang sudah disiapkan. Hampir semua orang menggunakan pakaian hitam
yang dilengkapi dengan sarung hitam yang mereka sebut Tombilangi.
Ternyata sebelum acara Pembukaan dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pemotongan kerbau. Kerbau yang dipotong pada Rambu Solo ini berjumlah
dua ekor. Satu jantan dan satu betina dengan harga 24 juta dan 12 juta rupiah.
Jumlah kerbau yang dipotong pada saat upacara kematian ini menggambarkan juga
status sosial dan lapisan sosial dari keluarga yang mengadakan. Jika dibawah 5
bisa jadi orang itu dari kelas biasa atau pun kaunan (budak). Sementara jika
kaum bangsawan yang mengadakan biasanya lebih dari 5 kerbau dengan salah
satunya ada kerbau bule. (Nah, keluarga dari lapisan bawah pun harga kerbaunya
cukup mahal)
Satu hal yang saya kagum dan tidak terpikir sebelumnya bahwa
orang yang memotong kerbau disini haruslah seorang muslim. Mereka pun mengerti,
hal ini dilakukan agar semua tamu yang hadir dalam acara tersebut boleh memakan
daging kerbau yang disembelih. Islam merupakan agama terbesar kedua setelah
kristen disini, meski jumlahnya jauh lebih sedikit.
Acara pemotongan kerbaunya sendiri tidak jauh beda dengan
pemotongan sapi pada saat Hari Raya Idul Adha. Kerbau diikatkan dulu dengan
tambang dan dijatuhkan sebelum akhirnya disembelih. Setelah kerbaunya mati pun
segera dikuliti dan diambil bagian dagingnya yang bisa dimakan.
Setelah pemotongan kerbau, acara dilanjutkan dengan
Pembukaan, Doa, dan Sambutan-sambutan dari pemerintah setempat dan dari
keluarga. Setelah selesai doa dan sambutan, acara dilanjutkan ke acara
Pelelangan. Ya, yang dilelang dari acara ini adalah daging kerbau yang tadi
disembelih. Jadi, daging-daging kerbau yang tadi itu dipisahkan, ada yang untuk
dimasak, dibagikan ke tamu, dan juga dilelang. Harga lelang daging kerbau ini
dimulai dari 50.000 – 200.000. Sapa pun boleh ikut dalam pelelangan. Setelah
selesai pelelangan acara dilanjutkan dengan makan-makan.
Hidangan yang disiapkan pada acara makan-makan disini ada
nasi, daging kerbau, daging babi, dan beberapa makanan ringan. Sementara
minumanya ada kopi toraja, teh, dan ada juga tuak. Mereka pun mengerti karena
saya seorang muslim jadi saya tidak ditawari babi dan tuak.
Oh ya, babi sendiri jika dalam acara kematian seperti ini
memiliki peranan seperti karangan bunga. Jadi tamu yang datang dan turut
mengucapkan bela sungkawanya bisa dengan cara memberikan babi yang diikatkan
pada bambu. Setelahnya beberapa orang akan membakar babi itu sebelum akhirnya
dikuliti dan dimasak dagingnya.
Setelah acara makan-makan selesai, acara dilanjutkan dengan
penurunan peti mati jenazah dari Tongkonan dan diantar ke Pattani (makam).
Terdengar isak tangis keluarga yang cukup histeris, juga tangisan dari
tamu-tamu yang lain. Peti mati diikatkan menggunakan tambang dan kain pada
sepasang bambu sehingga menyerupai keranda. Kemudian orang-orang
berbondong-bondong mengangkatnya.
Untuk bisa sampai Pattani ini juga jaraknya cukup jauh, peti
mati harus diangkat sambil naik dan turun bukit. Pattani ini sendiri adalah
sejenis makam bagi Suku Toraja, bedanya jenazah tidak dikubur ke dalam tanah.
Jadi peti mati hanya disimpan di dalam Pattani bersamaan dengan jenazah yang lain,
yang biasanya dalam satu Pattani itu masih merupakan satu keluarga.
Demikianlah rangkaian acara pada
Rambu Solo. Bisa disaksikan betapa eratnya hbungan antar sesama Suku Toraja,
juga keramahan orang-orangnya dalam menyambut tamu jauh seperti saya. Doa dari
saya, semoga almarhum tenang di alam sana, dan keluarga bisa diberikan kekuatan
serta ketabahan. Amin
Bosan Di Waktu Luang Kosong ? Nikmati Permainan Agen Judi Online Bolavita Terpercaya Di Indonesia.
ReplyDeleteTersedia :
• Sabung Ayam
• Taruhan Bola
• Casino Live
• Tembak Ikan
• Slot Online
• Tangkasnet
• PokerVita
Promo Spesial :
• Bonus 100% Beruntun Win 8x, 9x, 10x
• Bonus Deposit Pertama 10%
• Bonus Deposit Harian 5%
• Bonus Rollingan 0.8%
• Bonus Referral 7% + 2%
Daftar & Klaim Bonusnya Sekarang Juga !
Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita
Daftar Situs Judi S1288Poker Deposit Pulsa Resmi dan Tepecaya
ReplyDeleteKUNJUNGI FREECHIP SITUS SLOT & POKER S1288POKER ONLINE TERMURAH DAN TERPECAYA
MASIH BANYAK PERMAINAN CASINO LIVE POKER CEME SABONG AYAM DAN PERMAINAN LAIN SERUNYA !! TENTUNYA EVENT BONUS PROMO SETIAP BULAN NYA YANG MANTAPPP ^^
CS 24jam Online
JANGAN SAMPAI KEHABISAN !!
CLAIM SEKARANG WA : >> +62 819-1005-3031 <<
CS 24jam Online
JANGAN SAMPAI KEHABISAN !!