edit

Papandayan, Pesona Ketinggian Kota Intan

Garut Sang Kota Intan,
Bukan tentang dodol dan semua jenis makanan,
Bukan tentang domba garut dan semua peliharaan,
Ini tentang keindahan,
Keindahan tersembunyi diatas ketinggian,
Panggil saja Gunung Papandayan.

Ya, tidak jauh dari pusat kota Garut, mungkin sekitar 1-2 jam, ada sebuah gunung yang juga merupakan tempat wisata terkenal bernama Gunung Papandayan. Terletak di daerah Cisurupan, kita bisa menuju kesana menggunakan minibus. Tidak begitu mahal, kita turun tepat di gerbang masuknya, dari sana kita bisa menggunakan pick-up (colt terbuka) untuk sampai ke pos pertama pendakian.

Ketinggian gunung ini diperkirakan sekitar 2.665 mdpl. Untuk mencapai puncaknya jalan yang harus dilalui adalah jalan coral dan batuan, tidak banyak vegetasi, memang gunung ini termasuk gunung berapi yang masih aktif. Waktu yang diperlukan untuk sampai puncak adalah sekitar 3-4 jam.

Walaupun gersang, ada banyak pemandangan indah yang cocok bagi mereka yang menyukai fotografi, sebelum mencapai puncak pendaki akan melalui kawah, atau pun sungai yang tidak begitu deras. Selain itu, ada juga sebuah tempat indah yang dikenal sebagai hutan mati, ada banyak pohon yang kering dan mati karena tidak mendapat asupan air dan suhu di daerah itu pun panas serta gersang.

Waktu tempuh dari hutan mati menuju puncak ini sekitar 1 jam perjalanan. Namun puncak gunung ini tidak bisa digunakan sebagai tempat camp, untuk mendirikan tenda ada sebuah tempat khusus yang juga tak kalah indahnya, tempat itu adalah Pondok Saladah, sekitar 30 menit dari Hutan mati. Di pondok saladah ini bisa ditemukan banyak tanaman eidelweiss yang mengelilingi pondok ini.

Untuk turun menuju pos awal ada jalur lain yang berbeda dengan jalur pendakian. Di perjalanan turun bisa ditemukan sebuah air terjun kecil dengan sungainya yang tidak begitu deras. Waktu yang dibutuhkan untuk turun sampai ke pos 1 adalah sekitar 2 jam perjalanan.

Di pos 1 sendiri kita bisa istirahat karena terdapat banyak warung, serta bagi pendaki yang ingin membeli souvenir atau kenang-kenangan dari Gunung Papandayan pun ada disini. Dari pos 1 ini kita perlu menaiki mobil bak terbuka lagi untuk sampai ke jalan raya Cisurupan.

edit

Gunung Perawan dari Bandung

Jangan berfikir negatif dulu! Apalagi nyampe mikir mesum! Gunung perawan disini bukan seperti gunung yang ada di otak kalian, tapi memang gunung asli yang bisa dibilang masih perawan, karena memang, gunung ini begitu indah, masih jarang dijamah oleh manusia, dan bahkan tidak banyak orang yang tau tentang gunung ini.

Langsung aja, mau tau gunung apa yang dimaksud kan? Jeng...jeng...jeng.... Dan nama gunung ini adalah....

GUNUNG RAKUTAK!

Whaaat?? Rakutaaak??? Mungkin namanya terdengar begitu lucu, ya minimal bisa bikin kalian tersenyum lah.. Walaupun sedikit :)

pemandangan dari atas Gunung Rakutak


Nama asli dari Gunung ini memang Gunung Rakutak, tanpa rekayasa ataupun manipulasi. Namanya terdengar culun.... Tapi jika kau sudah mendaki ke puncaknya.... Kau akan memohon ampun, karena sudah berfikir kalau nama gunung ini begitu culun!

Read More....
edit

Solidaritas Backpacker!

Hampir satu jam sudah kaki saya bergetar menahan rasa pegal, berdiri diatas kereta dengan rasa lapar dan dahaga yang kian tak tertahankan. Malam ini saya sedang berada diatas Kereta Api Malabar yang hendak menuju Jogjakarta, sebuah kota cantik yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Bersama enam orang teman lainnya, kami nekad melakukan sebuah perjalanan yang kini orang-orang kenal sebagai backpackeran.

Perkenalkan, kami adalah sekumpulan siswa kelas dua Sekolah Menengah Atas dengan rasa penasaran dan jiwa petualang yang tak berbatas. Kami menyebut diri kami sebagai UBLAG yang merupakan singkatan dari Ujung Berung Land Adventurer Genk. Kebetulan kami sekolah di SMAN 24 Bandung, sebuah sekolah kecil yang terletak di Jalan Ujung Berung, Bandung.

Pada hari ini sampai seminggu ke depan kegiatan belajar mengajar di sekolah akan diliburkan. Para siswa kelas tiga saat itu sedang menjalani sebuah ujian wajib bernama Ujian Nasional. Sebagai bentuk solidaritas kami sebagai adik kelas, kami pun ikut melakukan ujian yang bernama Ujian Nasionalisme, dimana kami wajib menunjukkan rasa nasionalisme kami. Cara kami untuk menunjukkan rasa nasionalisme kami itu adalah dengan berjalan-jalan untuk mengenal lebih jauh negeri kami, Indonesia!

Read More....