edit

Tau-tau, An Unique Statue From Toraja

The things that you can only see at Toraja, South Sulawesi. The ancient tombs in the rock which located at Lemo Village. You can see several "Tau tau" guarding at the tombs entrance.

Tau tau is a statue which made of the wood, but it isnt an ordinary statue. Tau tau represents the deceased inside the tomb. Not all of the people can made into a Tau tau, just for the Noblemen. And not all of the noblemen can made into a Tau tau. Its only can made if the family of the nobleman deceased give at least 24 buffalos at the Rambu Solo (Death Ceremony) as tributes.

At the first, this wooden statue were dressed and carved simply, just to show the gender of the deceased. But after several years, however, this statue is become more similar to the deceased who represented the Tau tau.

The types of wood and clothes used for the statue are also reflect the status and wealth of the deceased.

Unfortunately this wooden statues became a target for the grave robbers. They sold it to the museum just for maney. What a stupid crime.

edit

My Personal Traveling Records

“Enjoy the journey, not destination!”
Yups, maybe I’m the kind of boy who use this advice on every adventure I do. Ada banyak hal dan pelajaran yang bisa diambil saat kita sedang dalam perjalanan, bukan saat kita sampai di tempat tujuan, tapi pada saat proses untuk menuju tujuan itu. Misalnya saja orang-orang yang kita temui di perjalanan, pengetahuan yang didapat di perjalanan, bahkan terkadang ada banyak inspirasi yang menghampiriku pada saat dalam perjalanan. Akan tetapi, dalam postingan ini saya hanya akan menuliskan beberapa pengalaman yang saya catat sendiri dan saya masukan ke dalam “My Personal Traveling Records”. Ya, rekor-rekor pribadi yang saya torehkan pada saat perjalanan, memang tidak begitu penting bagi kalian, tapi bagi saya hal-hal ini merupakan sesuatu yang tidak akan terlupakan. Oke, langsung saja, here they are:

1. Menginjakkan kaki di 4 ibukota provinsi di Indonesia dalam waktu 4 hari
Rekor ini saya torehkan pada saat perjalanan pulang dari Tana Toraja menuju kediaman saya di Bandung. Dimulai pada tanggal 30 Maret 2015, hari ini merupakan hari terakhir saya dan kedua teman saya tinggal di Makassar, setelah hampir beberpa minggu sebelumnya kita tinggal di Toraja. Dari Makassar ini kita hendak menuju ke Surabaya menggunakan Kapal Laut, nama kapal tersebut adalah Kapal Labobar. Perjalanan ini membutuhkan waktu sekitar 24 jam, kita sampai di Surabaya pada tanggal 31 Maret 2015, sekitar pukul 09.00 WIB kita tiba di Surabaya, di Pelabuhan Tanjung Perak. Dari pelabuhan itu kita berjalan sedikit dan naik DAMRI menuju Terminal Bungurasih. Sesampainya di Terminal Bungurasih tanpa buang waktu, aku pun langsung naik bus menuju ke Semarang. Perjalanan menghabiskan waktu sekitar 6 jam sampai akhirnya saya tiba di terminal Terboyo Semarang. Di Semarang saya bermalam dulu satu hari karena pada keesokan harinya akan bertemu teman saya asal Semarang. Setelah bertemu teman saya pada tanggal 1 April 2015, saya pun melanjutkan kembali perjalanan saya menuju Bandung, perjalanan menuju Bandung dimulai pada pukul 23.00, dan saya tiba di Bandung pada tanggal 2 April 2015, tepatnya pukul 09.00 WIB. Yups, 4 hari yang menyenangkan!
Read More....
edit

Singapore Zoo

Ada sebuah tempat rekreasi menarik terletak di Mandau Lake Road Singapura. Dihuni oleh sekitar 2500 ekor binatang dari 315 spesies yang berbeda, dengan luas lahan mencapai hampir 30 hektar, tempat ini pun menjadi salah satu kebun binatang terlengkap dan terbesar yang yang ada di Bumi. Singapore Zoo, begitulah orang-orang mengenalnya.
Kebun binatang ini sudah dibangun sejak tahun 1973 dan dikelola langsung oleh Pemerintah Singapura. Tempat ini menjadi salah satu tempat wisata favorit di Singapura. Selain sebagai tempat wisata, kebun binatang ini pun menjadi salah satu tempat konservasi binatang-binatang, termasuk yang terancam punah. Ada sekitar 16% spesies yang terancam punah dipelihara di kebun binatang ini, termasuk Orang Utan, ada belasan ekor Orang Utan yang hidup terawat di Kebun Binatang ini.
Konsep dari kebun binatang ini adalah Naturalis. Tempat tinggal mereka dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya, walaupun ukurannya jauh lebih sempit. Pembatas dari kandang setiap hewan berupa parit, pagar, atau pun kaca. Kondisi lingkungan di kebun binatang ini pun sangat terawat, bersih, tidak terlihat ada sampah. Setiap kandang hewan memiliki pengurusnya tersendiri, sehingga pengunjung dilarang untuk memberi makanan pada mereka kecuali di beberapa tempat dan waktu yang sudah dijadwalkan.
Read More....
edit

Pasar Burung Sukahaji Bandung

Lebih dari 20 tahun sudah pasar burung ini berdiri di Kota Bandung. Di atas sebuah lahan seluas lebih dari setengah hektar, pasar ini menjadi salah satu pasar burung terbesar yang ada di Indonesia. Pasar Burung Sukahaji, begitulah orang-orang mengenal tempat ini. Terletak di Jalan Peta dan Lingkar Selatan, tempat ini menjadi salah satu surga bagi para kolektor burung. Selain didukung lahannya yang luas, koleksi burung yang di pasar ini pun bisa dibilang cukup lengkap. Ratusan pedagang burung dan ratusan jenis burungnya siap memanjakan para pembeli dengan keindahannya. Pasar ini awalnya didirikan oleh pemerintah namun untuk pengelolaannya diserahkan ke pihak swasta.
      Pasar Burung Sukahaji terletak pada koordinat 6o55’34’’ LS dan 107o35’25’’ BT. Lokasinya yang cukup strategis dan dekat dengan jalan tol, menjadikan ada banyak orang dari berbagai daerah yang melakukan aktifitas di pasar ini. Bukan hanya pedagang burung dari tanah Pasundan saja yang ada disini, beberapa pedagang asal Jawa Tengah dan Jawa Timur pun ikut andil di pasar ini. Para pembelinya pun beragam, mulai dari daerah dekat pasar sampai yang berasal dari luar Pulau Jawa ada disini. Mulai dari anak kecil yang iseng memelihara burung hingga pejabat dan kolektor burung antik semua dapat ditemukan disini.
       Pasar ini beroperasi setiap hari, namun pada hari Minggu jumlah pedagang dan pembelinya bisa mencapai 5 kali lipat dari hari biasa. Bahkan pada hari Minggu pedagang buru bisa membludak sampai ke trotoar jalan, pada hari MInggu ini plang bertuliskan “DILARANG BERJUALAN DI ATAS TROTOAR” pun seolah hanya menjadi hiasan. Parkir motor dan mobil pun sampai ke bahu jalan. Jumlah pedagang burung yang ada di hari Minggu diperkirakan mencapai 150 orang.
             
Read More....
edit

Upacara Tumpek Kandang

Secara umum cara pemeliharaan dan perkandangan di Desa Tiga ini sama dengan peternakan di Jawa. Namun ada hal yang membedakan dan menjadi ciri khas dari kandang disini, dimana setiap kandang disini dilengkapi dengan Pura untuk beribadah dan memohon doa kepada para Dewa. Di daerah sekitar kandang pun dilengkapi dengan sesajen-sesajen yang dipersembahkan untuk para roh agar tidak mengganggu manusia dan hewan-hewan disana.
        Ada pun hal unik yang merupakan ciri khas dan kepercayaan masyarakat disini, yaitu adanya Upacara Tumpek Kandang. Upacara Tumpek Kandang ini adalah upacara yang memuja keagungan Tuhan Yang Maha Esa melalui pemeliharaan atas ciptaan-Nya berupa binatang ternak atau hewan peliharaan. Upacara Tumpak Kandang bisa juga disebut hari Tumpak Uye, tumpak kandang ini  jatuh pada setiap hari Sabtu Kliwon Wuku Uye menurut perhitungan kalender Bali-Jawa. Hari ini datang setiap enam bulan (210 hari) sekali.
        Pada hari ini umat Hindu Bali membuat upacara memuja keagungan Tuhan Yang Maha Esa sebagai Siva atau Pasupati, yang memelihara semua makhluk di alam semesta ini. Pemujaan ini diwujudkan dengan memberikan upacara selamatan terhadap semua binatang, khususnya binatang ternak atau hewan peliharaan karena segala jenis hewan ini telah membantu dan menjadi bagian penting ekosistim penompang kehidupan manusia di dunia.
       
Read More....
edit

Penyusuran Pantai Ujung Genteng – Pantai Loji

oleh: Helmy Fachruddin
               
                Susur pantai merupakan salah satu olah raga alam bebas yang memerlukan penerapan ilmu mountaineering di dalamnya. Pada eksedisi kali ini, Tim PNRA divisi Hutan Gunung UKL-XXVII melakukan perjalanan berupa penyusuran pantai yang di mulai dari pantai Ujung Genteng dan berakhir di pantai Loji, Sukabumi, dengan jarak tempuh ±70 Km. Helmy Fachruddin (UKL-XXVIII-AM-009) serta Rizal Purwana (UKL-XXVIII-AM-005) menjadi tim ini pengambilan NRA dalam perjalanan ini, dan ditemani oleh Ikhwanussafa Sadidan dan Syahrul Romdhoni sebagai supervisor tim, juga Muhammad Alfin sebagai tim pendukung.

  
Jalur Penyusuran. Ujung Genteng – Loji

Terdapat 7 checkpoint disepanjang jalur penyusuran pantai UjungGenteng – Pantai Loji, yaitu:

•             Pantai Pangumbahan
Titik check point pertama tepatnya berada di koordinat 7°20’00’’LS dan 106°23’54’’BT. Jarak dari Pantai Ujung Genteng menuju Pantai Pangumbahan adalah sekitar 7.6km. Sepanjang jalur ini terdapat banyak tempat penginapan dan terdapat tempat konservasi penyu hijau yang berjarak ±500m dari garis pantai. 

Read More....