Ulangtahun saya kali ini
adalah ulangtahun yang istimewa. Tepat pada tanggal 26 Oktober tahun ini saya
tiba di Kota Tyumen’, Russia. Bukan tanpa tujuan, saya pindah dan tinggal di
kota ini untuk melanjutkan pendidikan saya. Tahun ini saya sangat beruntung
karena mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Federasi Rusia untuk melanjutkan
kuliah S2. Namun, sebelum saya bisa melanjutkan kuliah program master, saya
perlu mengikuti kuliah persiapan Bahasa Rusia atau dikenal juga dengan istilah
Podfak.
Saya setuju dengan sebuah
pepatah yang mengatakan bahwa “kebahagiaan datangnya satu paket dengan
kesedihan”. Sehari sebelum saya tiba disini saya harus berpisah dengan
orangtua, saudara, dan teman-teman saya, entah kapan akan bertemu lagi, tidak
ada yang tahu.
Perjalanan ke Kota Tyumen
ini cukup jauh dan lama. Pertama, saya berangkat dari rumah di Bandung menuju
Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng bersama keluarga. Kami berangkat pukul
08.00 WIB dan berhubung jalanan lancar, pukul 12.00 WIB kami sudah sampai di
bandara. Ternyata saya adalah yang pertama datang dari anggota rombongan
beasiswa yang lain. Wajar, karena memang penerbangan akan dilakukan pada pukul
17.30 WIB. Sambil menunggu anggota rombongan yang lain, kami makan dulu juga
foto-foto bersama anggota rombongan yang lain.
Saat itu semuanya masih
dipenuhi oleh canda tawa, sampai akhirnya pada pukul 15.00 WIB kita masuk dan
pindah ke Boarding Room. Tentu saja anggota keluarga tidak bisa ikut mengantar
kesana, suasana pun berubah menjadi mengharukan.
Sebelum masuk ke Boarding
Room tentu saja kami melakukan pemeriksaan barang dulu dan penimbangan barang
yang akan disimpan di bagasi pesawat. Pemeriksaan saya berjalan lancar,
walaupun barang saya sedikit melebihi kapasitas yang diberikan, batas untuk
bagasi adalah 23 kg dan kabin adalah 7 kg. Namun sayangnya beberapa kawan saya
harus menunggu lama karena perlu menambah biaya tambahan untuk kelebihan berat
barang. Harganya lumayan, satu orang perlu menambah lebih dari Rp 500.000.
Setelah pemeriksaan, kami pun
akhirnya sampai di boarding room. Setelah menunggu sekitar satu jam, akhirnya
kami pun dipersilahkan untuk mengantri dan memasuki pesawat. Pesawat yang saya
naiki saat ini berbeda jauh dengan pesawat yang biasa saya tumpangi. Untuk
pertama kalinya saya menaiki maskapai Etihad Airways, biasanya saya hanya naik
pesawat sekelas Lion Air atau Air Asia.
Tentu saja fasilitas yang
diberikan berbeda jauh. Kita bisa menonton film, mendengarkan lagu, bermain
game, membaca artikel, dll. Perjalanan selama 8 jam menuju Abu Dhabi pun tidak
begitu terasa. Perjalanan ke Abu Dhabi ini belum seberapa, kita masih harus
transit dulu selama 5 jam sebelum melanjutkan perjalanan ke Moskow.
Selama transit di Abu Dhabi,
saya dan teman-teman tidak banyak melakukan aktifitas. Kami hanya istirahat dan
mencoba tidur. Kami tiba pukul 10 malam waktu setempat dan akan terbang lagi
pukul 3 dini hari.
Akhirnya waktu menunjukan
pukul 3 dini hari, walau pun masih mengantuk, tapi perjalanan tetap
dilanjutkan. Kami melakukan pemeriksaan tiket dan kembali naik shuttle bus
menuju pesawat selanjutnya. Ternyata pesawat selanjutnya lebih kecil dan tidak
semewah pesawat sebelumnya. Tapi ini tidak masalah, yang penting saya tetap
senang.
Penerbangan ke Moscow dari
Abu Dhabi memakan waktu sekitar 5 jam. Sehingga kami sampai di Moscow pada jam
8 pagi waktu Moscow. Ternyata benar saja apa kata orang-orang, di Bandara Demodedovo
ini petugasnya benar-benar jutek, ditambah lagi mereka hanya mau berbicara
dalam Bahasa Rusia. Sebelum mengambil koper di bagasi, kami terlebih dahulu
melakukan pemeriksaan identitas dan passport. Semua berjalan lancar, kecuali
satu orang teman saya yang perlu menunggu sekitar satu jam sapai akhirnya
diperbolehkan melewati kantor imigrasi.
Bersyukur, karena ternyata
di bandara ini kami sudah dijemput oleh kakak-kakak kami dari PERMIRA atau
Perhimpunan Mahasiswa Indonesia – Rusia. Saya dan tiga orang kawan saya yang
juga kuliah di Tyumen dijemput oleh Mas Adi, yang ternyata adalah seorang
penulis buku. Seelah berfoto-foto sebentar, kami langsung melanjutkan
perjalanan ke Bandara Sheremetova Moscow. Cukup jauh ternyata, sekitar satu jam
menggunakan taksi.
Sangat beruntung bahwa kami
dijemput oleh Mas Adi, karena dari kami sama sekali belum ada yang pernah ke
Rusia apalagi bisa berbahasa Rusia. Di Rusia ini sangat susah untuk menemukan
orang yang bisa berbahasa Inggris di tepat-tempat umum. Sehingga mulai dari
negosiasi taksi, pemesanan makanan, dll, kami sangat terbantu dengan adanya Mas
Adi.
Jadwal Penerbangan ke Tyumen
pun akan segera tiba. Kami berpisah dengan Mas Adi. Waktu penerbangan ke Tyumen
adalah sekitar 3 jam, namun karena ada perbedaan waktu selama 2 jam dengan
Moscow, jadi kami tiba di Tyumen sekitar jam 7 malam waktu Tyumen. Sebenarnya
bisa saja ke Tyumen menggunakan kereta dari Moscow, tapi membutuhkan waktu
sekitar 18 jam. Sayang kami bukan sedang
berlibur.
Awalnya kami sempat bingung
bagaimana nantinya kita di Bandara Roshino Tyumen ini. Pihak kampus memang pernah
bilang akan ada yang menjemput, tapi tidak diberitahu siapa dan bagaimananya.
Kami pun hanya pasrah. Eh ternyata, setelah kita keluar dari Bandara itu, ada 2
orang yang menggunakan atribut Tyumen State University dan ternyata itu memang
mahasiswa dan mahasiswi dati Tyumen yang dijadikan mentor bagi kami. Mereka
adalah Alex dan Alisha.
Lucunya, mereka pun ternyata
tidak begitu lancar dalam Bahasa Inggris. Sehingga dalam berkomunikasi kita
menggunakan Google Translate sebagai perantara. Perjalanan ke kampus ternyata
cukup jauh dari Bandara, dan ternyata Tyumen pun temperaturnya lebih dingin
dibandingkan Moscow.
Kami pun tiba di tujuan,
kami langsung diantar ke Asrama tempat tinggal kami selama kuliah di Tyumen.
Dan tebak, taka da satu orang pun petugas asrama yang berbahasa Inggris. Kami
diberikan kunci kamar dan beberapa perlengkapan tidur seperti bantal dan seprei
lalu langsung menuju kamar kami. Kami berempat tinggal di satu Dormitori yang
sama hanya saja berbeda ruangan.
Setelah beristirahat sejenak
di tempat tinggal baru kami, kami langsung kembali turun dan berjalan-jalan
disekitar dorm untuk mencari makan. Saat mengisi biodata itu pun akhirnya
mereka menyadari bahwa hari ini bertepatan dengan tanggal lahir saya. Mereka
pun mengucapkan selamat. Ternyata sebenarnya mereka adalah orang-orang yang
ramah, hanya karena keterbatasan bahasa saja, jadi terlihat jutek dan sombong
Bersyukur memang, karena di
ulang tahun saya yang ke-23 ini secara kebetulan saya pun mengunjungi berbagai
kota di 2 benua dan 3 negara. Dan menurut saya peluang terjadinya hal ini pun
mungkin hanya nol koma sekian juta persen saja. Semoga hal ini bisa menjadi
pertanda baik bagi saya dalam melanjutkan sisa usia. Hahahahahaha.
No comments
Post a Comment