Bagi mereka yang hobi berkegiatan di alam bebas pasti mengetahui apa itu Navigasi Darat. Banyak orang yang suka mendaki gunung, tapi tidak banyak orang yang menguasai navigasi darat, ya, memang cukup sulit karena navigasi darat ini adalah ilmu praktis. Secara teori mungkin mudah untuk mempelajarinya, tapi percuma saja jika kita tidak pernah berlatih mengaplikasikannya.
Navigasi ini sendiri bukan ilmu yang baru berkembang di zaman sekarang, melainkan sudah ada sejak zaman nenek moyang kita. Sebagai contoh, nenek moyang kita yang dulu pergi berburu binatang ke dalam hutan untuk dijadikan makanan, lalu mereka bisa kembali lagi ke tempat tinggalnya. Apa mereka bisa kembali ke tempatnya karena keberuntungan? Tidak, mereka sudah memiliki pengetahuan navigasi.
Lalu apa itu navigasi? Navigasi adalah ilmu / kemampuan untuk menentukan kedudukan sendiri atau orang lain serta menentukan lintasan yang dilalui untuk menuju suatu lokasi. Navigasi sendiri terbagi lagi menjadi bermacam-macam, ada navigasi darat, navigasi laut, dll.
Alat-alat yang diperlukan dalam melakukan navigasi darat antara lain: Peta, kompas, alat tulis, altimer, GPS
1. Peta
Peta
adalah penggambaran dua dimensi dari sebagian atau
keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar
atau diperkecil dengan perbandingan tertentu pada suatu bidang datar.
Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan No. 143 tahun 1974, jenis peta terdiri dari :
- Peta Kelas Hutan skala 1 : 25.000
- Peta Bonita skala 1 : 25.000
- Peta Baku skala 1 : 10.000
- Peta Perusahaan skala 1 : 10.000
- Peta Letak Hutan skala 1 : 100.000/1 : 200.000
- Peta Kelas Perusahaan skala 1 : 100.000/1 : 200.000
- Peta Resort Polisi Hutan skala 1 : 100.000/1 : 200.000
- Peta Tanah/Hujan BOERAMA skala 1 : 100.000/1 : 200.000
- Peta Hujan Dr. FERGUSON skala 1 : 100.000/1 : 200.000
- Peta Geologi skala 1 : 100.000/1 : 200.000
- Peta Jalan Angkutan skala 1 : 100.000/1 : 200.000
- Peta Detail Tinjau Tanah skala 1 : 5.000/1 : 10.000
Dalam navigasi darat
digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan
bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis
kontur.
Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :
- Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta
- Nomor
peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa
menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta
- Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya
- Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.
- Skala
peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal
dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam
angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau
250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta
skala garis berada dibawah skala angka).
- Legenda peta ; adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.
Di
Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat
Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut
sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan
rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960.
Peta AMS biasanya berskala
1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu
ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan
Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan
interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
Koordinat
Peta Topografi
selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta
dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada
peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan
ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni
perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem
koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
- Koordinat Geografis
(Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah garis bujur
(bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis
khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang
sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam
satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya
menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini,
satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm.
Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30"), dan pada
peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60").
- Koordinat Grid
(Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu
titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah
Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT).
Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan
horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4
angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan
koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk
penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan.
Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu
menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka
dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).
Analisa Peta
Salah
satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa
peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi
sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum
pernah mendatangi daerah di peta tersebut.
-
Unsur dasar peta ; Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya,
pertama kali kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti
judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya.
Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan
pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan
vegetasinya.
- Mengenal tanda medan ; Disamping tanda pengenal
yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi
berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami
sebelum menganalisa tanda medan :
- Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
- Garis
yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang
berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus,
misalnya kawah
- Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
- Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
- Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:
- Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.
- Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
- Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
- Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
- Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
- Sungai,
terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya
ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam
membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam,
kelokan-kelokan dan arah aliran.
- Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk
- Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan
2. Kompas
Kompas
adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan
selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini
bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas
terdiri dari :
- Badan, tempat komponen lainnya berada
- Jarum,
selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan
megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak
terganggu/peta dalam posisi horizontal.
- Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.
Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam
yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal
kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika
digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk
pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal
dan efisien.
Dalam
memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum,
kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah
utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama.
Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang
kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital
dalam navigasi darat.
3. Alat Tulis
Alat tulis ini adalah hal yang harus dibawa saat melakukan navigasi, fungsinya adalah untuk mencatat hal-hal penting seperti koordinat atau juga lintasan yang dilalui. Alat tulis yang disarankan untuk dibawa antara lain:
- Pensil / pulpen (Pulpen 4 warna lebih baik)
- Papan dada
- Buku catatan
- Protaktor
- Rummer
- Busur
- dll
4. Altimeter
Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk keperluan navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian.
Altimeter bekerja dengan beberapa prinsip.
- tekanan udara (yang paling umum digunakan)
- Magnet bumi (dengan sudut inklinasi)
- Gelombang (ultra sonic maupun infra merah, dan lainnya)
Penggunaan Altimeter umumnya selalu diikuti dengan penggunaan kompas.
5. Alat GPS
GPS adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (
synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang radio ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak,
kecepatan, arah, dan waktu.
Sekarang sudah banyak alat yang bisa menggunakan sistem GPS, seperti Handphone, jam, bahkan kamera pun ada yang sudah bisa menggunakan sistem ini.
Walaupun sudah banyak alat yang bisa membantu kita dalam melakukan navigasi darat, tetapi kita tetap harus mengetahui dan menguasai dasar-dasar dalam ilmu navigasi ini. Ingat juga, dalam melakukan navigasi harus tenang, jangan panik, juga harus teliti.
referensi:
http://hippalas.blogspot.com/2012/11/pengetahuan-dasar-navigasi-darat.html
http://www.kphkuningan.perumperhutani.com/index.php?option=com_content&view=article&id=133:navigasi-darat&catid=41:siaran-berita&Itemid=242
http://lawalataipb.org/materi-thab/navigasi-darat/
id.wikipedia.org