Percakapan Orang Sunda dan Bali

17.03 WITA, 8 Januari 2014

Di suatu sore yang agak mendung di Desa Tiga, Bangli, Bali. Setelah hampir 6 jam menunggu di tengah hutan yang dikelilingi anjing, akhirnya kami bertemu pemilik peternakan dan dibawa ke rumahnya, terciptalah percakapan antara kami dan Pak Putu......

"selamat sore mas-mas, selamat datang di Bali"

"selamat sore, Pak"

"wah jangan panggil Pak, panggil aja Bli, biar terdengar muda dan kerasa Bali-nya haha"

"hehe siap, Pak, eh, Bli"

"gimana ceritanya nih sampe bisa ada disini?"

"wah ga tau Bli kami juga, berasa mimpi hehe"

"waduh, dasar mas-mas ini, asal mana aja nih mas?"

"wah macem-macem Bli, ada yang dari Bogor, Bekasi, Majalengka, Indramayu, tapi kebanyakan sih dari Bandung, Bli"

"oh gitu, berarti semuanya pada ngomong Bahasa Sunda ya?"

"iya Bli, bahasa sehari-hari kami itu Bli"

"katanya orang Sunda ga bisa bilang huruf X ya?

"bener Bli, susah lidahnya kalau mau bilang huruf X sama F, pasti ngomongnya kaku, malah jadi ek sama ep"

"pantesan, saya dulu pernah ada kenalan asal Subang yang ngajakin buat bisnis dan buka pabrik di daerah Subang"

"waw, pabrik apa Bli?"

"dia sih bilangnya kepengen buka pabrik Tektil"

"hah? Tektil? Tekstil mungkin ya"

"nah, saya tau maksudnya Tekstil, eh dia bilangnya Tektil terus"

"hahaha"

"terus saya bilang ke temen saya itu kalau harusnya pake S, biar jadi Tekstil"

"terus terus?"

"eh dibilangin harusnya pake S, dia malah jawab gini: oooh pabrik Es, boleh juga tuh kebetulan disini lagi panas, musim kemarau terus, laku juga kayanya kalau buka pabrik es hahaha"

"jyaaaahhh, disuruh nambah huruf S malah disangkain nyuruh buka pabrik es! Hahhahaha konyol"

"terus saya juga heran, orang Sunda itu hebat, semua tanaman di kebunnya bisa dikawin-silangin sama Teh"

"ko bisa?"

"habisan di bawa ke kebun kopi mereka bilang: ini teh kopi, dibawa ke kebun jambu mereka bilang, ini teh jambu, hebat banget petani-petani sana hahahaha"

"hahaha iya Bli! Orang Sunda kan penghasil teh terbesar di dunia hahaha"

Lalu tidak lama setelah itu ada sang nenek dan cucunya membawa banyak makanan untuk kami.....

"ayo mas, dimakan dulu, seadanya aja ya disini" (pedahal makanannya banyak banget)

"waduh, ga usah repot-repot Nek, kami masih kenyang"

"wesss, siapa toh yang kenyang? Biar saya kasih cewe Bali hahahaha"

"loh kenapa kenyang dikasih cewe Bali, Bli?"

"lah kalian ini, hati-hati loh, kalau di Bali, kenyang itu artinya...."

"artinya apaan, Bli"

"kenyang itu artinya Ereksi, alias Jeceng! Hahahahah"

"waduh hahaha maaf-maaf, kami ga tau Bli, kami ga sedang estrus ko hahahaha"

"lain kali kalau sudah penuh perutnya, bilang aja, wareg, jangan bilang kenyang lagi, nanti malah dikasih cewe"

"hahahaha tapi gak apa-apa sih Bli dikasih juga"

"haha oke lah, lain kali saya kasih kalian cewe asli sini, tapi syaratnya saya juga minta cewe asli Bandung ya! Hahaha"

"wah gampang itu mah, nih ini ada bandarnya disini, Bli, hahaha"

"hahaha semoga kalian bisa betah disini ya"

"pastinya Bli"

Percakapan absurd tapi menghibur itu pun selesai, sua berhenti ketawa karena lelah.

Akhirnya kami pun makan juga buah-buahan dan kripik pemberian Nenek... Sambil tertawa dan bahagia.

Kesan awal yang menyenangkan, ku kira percakapan seperti ini hanya bisa aku baca di buku Komunikasi Jenaka, ternyata aku bisa merasakannya di dunia nyata.

Matur Suksma :)

(ditulis saat rindu nongkrong di Bale Loji, bersama kawan-kawan, sambil ingat Pak Putu, Pak Madre, Pak Kadek, Ne Ketut, Gres, Putu junior, Ica, Oming, Bu Gek, Agus, Pa Ketut, Bu Reza, Eja Eji, Bang Deni, Pak Ramon, Ne Penti, dan semua aku malas menuliskannya satu-satu. Semoga kita berjumpa lagi lain hari)